Iklan Bawah Header

Kenali Epistemologi Ontologi dan Aksiologi Serta Penerapannya

Epistemologi ontologi dan aksiologi merupakan tiga landasan yang sudah dikenal dalam ilmu filsafat. Ketiganya memang memiliki pembahasan atau titik fokus yang berbeda, tapi pendekatan yang dipakai sama. Sebagai landasan dari ilmu pengetahuan, fungsinya yaitu untuk lebih mengeksplorasi dan mendalaminya.

Ilmu filsafat sendiri menuntut seseorang untuk menemukan kebenaran dengan cara berpikir kritis, mendalam, serta mengeluarkan ide luar biasa. Dalam hal tersebut diperlukan peran tiga landasan berupa epistemologi, ontologi, serta aksiologi. Contohnya pun banyak dalam kehidupan sehari-hari. Simak pembahasannya berikut:

Pengertian dan Aliran dari Ontologi

Ketika membahas mengenai epistemologi ontologi dan aksiologi, tentu wajib tahu pengertiannya. Dan yang pertama ini akan dijelaskan tentang ontologi. Sebab landasan tersebut merupakan bagian paling umum dari ilmu filsafat.

Secara etimologi, dua kata yang membentuk ontologi adalah ontos dan logos. Keduanya dari Bahasa Yunani dengan arti ada dan ilmu. Jadi kalau dalam terminologi, ontologi merupakan ilmu yang membahas keberadaan sesuatu, entah itu realistis metafisik atau fisik.

Selain itu, dalam ontologi juga dipelajari juga tentang kondisi maupun situasi berdasarkan fakta. Secara sederhana, ontologi dirumuskan sebagai ilmu yang berkaitan dengan kenyataan konkret atau realitas secara kritis. Tiga tokoh yang berpandangan secara ontologi adalah Aristoteles, Plato, dan Thales.

Objek kajian yang dibahas dalam ontologi adalah manusia individu maupun alam. Untuk menjelaskan hakikat dari realitas tersebut, ada lima jenis aliran dari ontologi. Aliran-aliran ontologi yaitu:

  • Dualisme. Sesuatu bersumber dari dua hakikat, yakni jasad (materi) dan spiritual (jasmani). Keduanya berdiri sendiri dan bebas.
  • Monisme. Hanya ada satu hakikat, yaitu di antara rohani dan materi, yang mana hakikat paling dominan dijadikan sumber.
  • Idealisme atau spiritualisme. Aliran yang menjadikan roh (sukma) sebagai hakikat dari kenyataan.
  • Materialisme. Berkebalikan dari idealisme, yakni hanya ada materi sebagai hakikat, sedang roh itu bukanlah sebuah kenyataan.
  • Agnostisisme. Sebuah paham yang termasuk pengingkaran dan menegaskan bahwa manusia tidak mampu tahu hakikat, apakah rohani atau materi.

Pengertian dan Aliran dari Epistemologi

Selanjutnya akan membahas tentang landasan kedua yang berkaitan erat dengan ontologi, yakni epistemologi. Asal katanya juga sama-sama dari Bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Makna dari keduanya adalah pengetahuan dan teori, ilmu sistematis.

Lalu jika dilihat dari sisi istilah, epistemologi adalah ilmu yang menjelaskan mengenai proses didapatkannya pengetahuan. Sumber tersebut bisa diperoleh dari struktur, asal mula metode, dan melihat kevalidannya. Epistemologi juga sering disebut dengan teori pengetahuan.

Lalu apa sebenarnya tujuan dari epistemologi? Tujuannya yaitu memahami gejala, sesuatu, serta apa saja dengan mendasarkan pada hakikat, asal-usul, serta batasan ilmu manusia. Bidang kajian dari epistemologi ada 4 macam, yaitu:

  • Berbagai masalah skeptisisme.
  • Analisis filosofis.
  • Keyakinan yang dibenarkan, seperti ingatan, persepsi, dan alasan.
  • Sumber pengetahuan potensial

Sama seperti ontologi, landasan epistemologi juga memiliki 5 aliran, yaitu:

  • Rasionalisme. Yang menjadi sumber pengetahuan adalah akal pikiran.
  • Empirisme. Pengetahuan bersumber dari pengamatan indera dan perjalanan.
  • Skeptisisme. Paham yang menyebutkan bahwa indera itu bersifat menipu.
  • Positivisme. Memaknai dunia dengan cara pandang yang didasarkan pada sains.
  • Pragmatisme. Penilaian yang berdasarkan pada tindakan.

Pengertian dan Komponen dari Aksiologi

Aksiologi merupakan landasan yang menggambarkan bagaimana cara manusia menggunakan ilmunya. Pengetahuan yang sudah dicapainya melalui epistemologi tadi akan melahirkan hakikat dan manfaat bagi kehidupan. Dua fungsinya yaitu untuk tujuan praktis serta teoritis. Aksiologi memiliki 2 komponen utama, yaitu:

1. Etika

Komponen pertama dari aksiologi adalah etika. Sebagai salah satu cabang ilmu filsafat, etika memiliki peran penting. Karena yang dibahas di dalamnya adalah perilaku dan adat istiadat yang berkembang di suatu komunitas.

Seperti asal katanya, yakni ethos, etika berarti adat kebiasaan. Karena memang yang dipelajari tentang moral dan adat di kelompok masyarakat. Etika memiliki tiga bidang, yakni etika terapan dan normatif, serta meta etika.

2. Estetika

Lalu komponen yang kedua adalah estetika. Sebagai bagian dari aksiologi, estetika berkaitan erat dengan keindahan. Estetika juga berhubungan dengan penilaian subjektif atau personal.

Dalam menilai manfaat dan indah tidaknya sesuatu, biasanya melibatkan perasaan. Ketika suasana hati bagus, semuanya dinilai sebagai keindahan. Tapi juga tidak mengesampingkan logika. Seperti halnya sesuatu yang enak dipandang, rapi, dan bagus itu nilai estetikanya tinggi.

Contoh Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi

Epistemologi ontologi dan aksiologi merupakan landasan atau paham yang ada di ilmu filsafat. Ketiganya tentu berkaitan erat dalam kehidupan. Bahkan sering dijumpai contohnya di aktivitas sehari-hari atau sesuatu yang dekat dan berada di lingkungan sekitar.

Contoh dari ontologi yaitu keberadaan kursi yang ada di rumah maupun kantor. Model dari kursi sangat banyak dan berbeda-beda. Ada yang dari kayu atau berbahan busa seperti sofa. Ukuran dan warnanya juga tidak sama.

Tapi dengan ontologi, semua bisa mengenalinya sebagai kursi, meskipun yang dilihat modelnya berbeda. Bahkan bentuknya sangat beda dari zaman dulu. Karena yang menjadi realitas adalah gambaran atau ide yang membuatnya dapat tahu bahwa itu adalah kursi.

Lalu dari realitas tersebut, akan menimbulkan pertanyaan bagaimana dapat diketahui bahwa yang dilihat adalah kursi. Dan inilah contoh dari epistemologi. Apa yang ditangkap panca indra akan dianalisis oleh akal, sehingga mengklarifikasi informasinya menjadi ilmu pengetahuan tentang kursi.

Setelah mendapatkan ilmu tersebut, nantinya bisa tahu mengenai manfaatnya. Seseorang dapat menentukan model kursi dan kegunaannya, apakah untuk duduk atau menaruh barang. Kondisi tersebut merupakan contoh dari aksiologi.

Demikian penjelasan tentang epistemologi ontologi dan aksiologi. Ketiganya saling berhubungan dan berperan penting dalam ilmu filsafat. Hampir semua kegiatan dan bidang kehidupan menggunakan landasan tersebut, baik di kehidupan sehari-hari hingga pendidikan.

0 Response to "Kenali Epistemologi Ontologi dan Aksiologi Serta Penerapannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel