Iklan Bawah Header

Penjelasan Teori Pembelajaran Behavioristik dan Penerapannya



Untuk mendukung kesuksesan di bidang akademik, diperlukan cara penyampaian materi yang tepat. Salah satunya yaitu teori pembelajaran behavioristik yang menurut sebagian kalangan dianggap kuno. Meski begitu, teori tersebut masih sering digunakan dan dianggap memberikan dampak besar atas kesuksesan peserta didik.

Tolok ukur keberhasilan teori behavioristik yaitu perubahan tindak laku siswa pasca menerima pembelajaran. Untuk mendukung penerapannya, biasanya dengan cara pemberian motivasi dan hukuman. Teori behavioristik juga dipercaya membantu peserta didik dalam mengembangkan diri. Lebih lanjut mengenai teorinya, simak penjelasan berikut:

Pengertian Teori Behavioristik

Pertama kali, pahami dulu sebenarnya apa itu teori behavioristik. Banyak ilmuwan yang menganut teori tersebut, seperti Berliner dan Gage. Sedangkan yang menjadi pendiri dan pelopornya adalah Skinner, Thorndike, Guthrie, Hull, dan Watson.

Pembelajaran secara behavioristik adalah teori yang menekankan perubahan perilaku pada murid yang merupakan hasil dari penerimaan materi. Seorang murid dianggap sudah mempelajari sesuatu apabila terdapat perbedaan pada tindak lakunya. Hal tersebut timbul dari hubungan antara stimulus dan respon.

Stimulus merupakan rangsangan yang diberikan oleh pendidik ketika melakukan pembelajaran. Bisa berupa motivasi (hadiah) maupun hukuman. Lalu respon adalah tanggapan dari siswa atas stimulus yang diterimanya. Ketika diberikan penguat, maka perubahan perilaku murid juga semakin kuat.

Ciri-Ciri Teori Behavioristik

Meskipun dianggap kuno, ternyata teori pembelajaran behavioristik masih cukup eksis. Tidak jarang guru yang menggunakannya untuk menguatkan karakter siswa. Selain itu juga digunakan membentuk perilaku yang berubah sesuai harapan. Apa saja ciri-ciri dari teori behavioristik? Berikut rinciannya:

  • Perubahan tindak laku siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
  • Untuk membangun perilaku peserta didik yang bagus, lebih ditekankan dalam pembentukan kebiasaan dan peran dari respon.
  • Penguatan (reinforcement) menjadi peran penting dalam membentuk tindak laku. Jika ditambah (positive reinforcement), otomatis respon semakin kuat.
  • Teori behavioristik mengutamakan pengukuran untuk menilai apakah siswa mengalami perubahan atau tidak.
  • Bersifat mekanistik, yakni teori behavioristik diterapkan secara mekanis. Contohnya seperti mengungkapkan permintaan maaf.

Hukum Teori Behavioristik

Dalam pelaksanaannya, teori behavioristik akan maksimal jika mengikuti hukum yang berlaku. Ada empat hukum yang dicanangkan oleh Matthew dan Hergenhahn. Masing-masing hukum tersebut dijelaskan dalam pembahasan di bawah:

1. Kesiapan

Hukum pertama dari teori behavioristik adalah kesiapan. Dalam hal ini, dua sisi harus sama-sama siap dalam melaksanakan teori tersebut, baik dari tenaga pendidik dan murid. Karena dengan kesiapan, tujuan dari teori behavioristik akan tercapai.

2. Latihan

Teori pembelajaran ini juga memiliki peluang besar untuk berhasil ketika didasarkan pada hukum latihan. Jadi pendidik membiasakan siswanya dengan memberikan latihan yang intensitasnya cukup sering. Tidak hanya sekali, tapi harus teratur dan kontinu.

3. Efek

Efek merupakan hukum ketiga dari teori behavioristik. Munculnya efek yaitu setelah peserta didik menerima pembelajaran dari guru. Ada beberapa cara untuk menimbulkan efek teori yang bagus.

Diperlukan peran guru atas timbulnya efek, misalkan dengan memotivasi. Ketika ada siswa yang berhasil menyelesaikan ujian akhir dengan nilai sempurna, dapat memberikannya hadiah. Begitu juga memberi hukuman jika ada yang jauh dari rata-rata.

4. Sikap

Hukum teori behavioristik yang terakhir adalah sikap. Terbentuknya hukum ini setelah murid merasakan efek atas pembelajaran yang diperoleh. Perubahan atas sikap peserta didik merupakan target utama dari teori behavioristik.

Penerapan Teori Behavioristik

Sebenarnya penerapan teori pembelajaran behavioristik sangat sederhana. Secara garis besar yaitu memberikan stimulus, kemudian para siswa menunjukkan responnya. Lalu selanjutnya diharapkan timbul perubahan tindak laku atas respon tersebut. Berikut diberikan urutan penerapan teori behavioristik dalam kegiatan belajar:

  • Peserta didik membuat materi yang lengkap dan menyusunnya secara sistematis.
  • Dalam menyampaikan materi, para guru lebih banyak memberikan instruksi dan contoh.
  • Apabila murid melakukan kesalahan, maka guru segera memperbaikinya.
  • Melahirkan kebiasaan dengan sering memberikan latihan.
  • Mengevaluasi perubahan perilaku yang terjadi pada siswa.
  • Memberikan penguatan dan motivasi, baik atas perilaku positif atau negatif.
  • Guru memperbarui stimulus dan menanti respon siswanya.
  • Diberikan lagi penguatan lanjutan. Jika ditemukan kesalahan, guru memberikan hukuman.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik

Teori behavioristik masih sering digunakan dalam pembelajaran karena memiliki beberapa kelebihan. Para guru dibebaskan untuk membuat variasi dalam proses penyampaian materi. Jadi tidak hanya kebanyakan ceramah, namun bisa memberikan contoh dan instruksi singkat.

Siswa pun akan lebih mudah memahami pembelajaran, karena materinya sudah disusun guru sebelumnya. Penyampaiannya secara bertahap, mulai dari materi yang paling sederhana lalu berlanjut ke yang kompleks. Selain dua hal tersebut, kelebihan teori behavioristik lainnya yaitu:

  • Hasil dari pembelajaran dapat diamati langsung dan diukur. Terlebih pengukuran dipakai memeriksa apakah terjadi perubahan perilaku pada siswa.
  • Target pembelajaran mudah tercapai.
  • Para siswa bisa berpikir secara konvergen dan linier.
  • Kebiasaan lebih mudah diciptakan berkat adanya latihan dan pengulangan.

Tapi sewajarnya teori pembelajaran yang lain, behavioristik juga mempunyai kekurangan. Dalam teori behavioristik, ruang gerak peserta didik menjadi terbatas. Tidak ada kesempatan baginya untuk mengembangkan kreativitas dan berimajinasi.

Murid pun menjadi lebih pasif karena sepenuhnya pembelajaran berpusat kepada guru. Minim sekali siswa yang aktif dalam kegiatan belajar, sebab kurangnya kreativitas. Dua kekurangan lainnya adalah:

  • Karena beracuan pada stimulus dan respon, guru akan merasa kesulitan dalam menjelaskan pembelajaran yang lebih kompleks.
  • Berpotensi melahirkan hukuman secara fisik dan verbal.

Demikian penjelasan mengenai teori pembelajaran behavioristik. Hal paling mencolok dari teori ini adalah pemberian rangsangan berupa motivasi atau hukuman, lalu timbul tanggapan dari peserta didik. Keberhasilannya terlihat ketika ada perubahan perilaku sesuai tujuan yang dimaksudkan. Teori behavioristik juga sering diterapkan.

0 Response to "Penjelasan Teori Pembelajaran Behavioristik dan Penerapannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel