Iklan Bawah Header

Etika dalam Penelitian yang Perlu Anda Ketahui

Seperti hasil intelektual, setiap penelitian haruslah memiliki etika dalam proses pembuatannya. Tidak hanya menghasilkan tulisan maupun orang yang melakukan penelitian tanpa adanya kaidah dalam penulisannya. Untuk itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui apa itu etika dalam penelitian.

Dari Mana Asal Usul Kode Etika Penelitian?

Pada masa fillsuf awal, tepat sebelum adanya pemikiran untuk dapat membuat etika penelitian dikarenakan di masa itu mereka membuat karya penelitiannya hanya karena untuk kesejahteraan serta kemajuan bersama. Namun, seiring dengan perkembangan zaman etika ini diperlukan.

Tujuannya agar tidak mudah mengganggu pihak lain serta merugikan pihak yang terlibat di dalam penelitian tersebut. Pembicaraan mengenai kode etik seperti ini telah ada dan dimulai sejak tahun 1960 hingga 1990-an. Peneliti harus mengetahui dan memahami serta menerapkan etika penelitian saat menjalani prosesnya.

Kesadaran akan betapa pentingnya kode etik di dalam penelitian ini, mulai terasa saat awal masa perang dunia ke-2 dalam masa krisis Nazi. Ketika itu orang-orang berjuan dalam menghadapi kekejaman dokter di masa persidangan 1940-an. Amerika Serikat dan Eropa Barat juga sama saja.

9 Kode Etika di Dalam Penelitian 

Di dalam kesepakatan yang telah diberlakukan secara luas tentang kode etik penelitian, ada sekitar sembilan hal yang wajib untuk Anda ketahui sebaagai seorang peneliti. Pastikan kode etik berikut sudah diterapkan dengan baik dan benar, dengan begitu penelitian dapat berjalan lancar.

1. Peneliti Mengelola Penelitian Secara Jujur dan Adil 

Selanjutnya, pihak peneliti juga harus mempunyai sikap yang jujur dan juga adil. Merupakan suatu nilai kepribadian yang sudah seharusnya mereka miliki. Nilai tersebut bisa diwujudkan dengan cara memberikan akses kepada pihak lain untuk dapat memverifikasi hasil dan melakukan penelitian lanjutan.

Baca juga: Jenis-jenis penelitian dan contohnya

Tidak hanya itu saja, peneliti juga sudah seharusnya menghargai kepada informan maupun ke sesama peneliti yang lain tanpa menggunakan buruk sangka. Peneliti yang mempunyai sikap seperti ini akan lebih menunjukkan sikap bermoralnya ke dalamm kehidupan sert menjalankan penelitian.

2. Peneliti Melakukan Kegiatan Dengan Batasan Sesuai Hukum Yang Berlaku 

Tidak hanya itu saja, peneliti juga harus mampu untuk bertindak dengan cara mendahulukan kepentingan semua pihak terkait kepada penelitian yang termasuk di dalamnya. Hal tersebut adalah suatu keselamatan yang tetap berasaskan tujuan mulia, yaitu penegakan HAM atau Hak Asasi Manusia.

Peneliti juga berpegang teguh kepada atura, seperti harus bertanggung jawab untuk dapat meneliti sesuai dengan metodologi yang telah ada, melaksanakan penelitian dengan mengikuti beberapa jenis metodologi lebih baku dan tetap menjaga kebenaran dari setiap hasil penelitiannya.

3. Pengelolaan Sumber Daya Keilmuan Memiliki Rasa Penuh Tanggung Jawab

Pihak peneliti melakukan penelitia, tidak lain adalah dengan membawa manfaat yaitu membawakan kebaikan sesama di mana masih dengan tetap mengedepankan efisien di dalam menggunakan sumber daya yang ada, menjaga alat ilmiah / bantu lain, menjaga lingkungan sekitar agar tidak merusak.

Baca juga: Penelitian kuantitatif - Pengertian, ciri, jenis, dan contohnya

Tidak hanya itu saja, pihak peneliti mempunyai rasa tanggung jawab di dalam menyajikan suatu data maupun hasil penelitiannya dengan cara memberikan akses dan juga izin kepada peneliti yang lain. Tujuannya agar dapat melihat baik dari segi kelebihan maupun kekurangan penelitiannya.

4. Peneliti Membaktikan Dirinya Kepada Pencarian Kebenaran Karya Ilmiah

Pihak peneliti mempunyai kode etiknya sendiri, di mana Anda wajib untuk menjelaskan fenomena sebagaimana mestinya atau yang seharusnya dengan penjelasan apa adanya. Di dalam peraturan yang telah dikeluarkan oleh LIPI di tahun 2013 lalu, peneliti dilarang untuk memanipulasikan data.

Mereka dilarang memanipulasikan data baik dengan tujuan apapun itu. Pihak peneliti pun juga harus mempunyai ketetapan hati serta bebas dari keberpihakan opsisi di mana pun. Biasanya hal tersebut akan memengaruhi hasil dari penelitian yang Anda teliti.

5. Peneliti Harus Menghormati Bentuk Objek Di Dalam Sebuah Penelitian

Sesuai dengan kode etik penelitian, pihak peneliti sudah seharusnya menghormati apapun dari  segala bentuk objek di dalam sebuah penelitian. Baik itu hayati (benda hidup) maupun non hayati (benda mati) sekali pun. 

Baca juga: Penelitian kualitatif - Pengertian, ciri, jenis, dan contohnya

Di dalam hal ini, semua objek penelitiannya sudah seharusnya dilakukan secara baik dan juga bermoral. Baik itu manusia, hewan, tumbuhan, atau bahkan benda yang sudah mati. Alasannya adalah tidak lain supaya obyeknya baik secara psikis ataupun fisik. Apapun yang merusak, dilarang.

6. Peneliti Membuka Diri Atas Tanggapan, Kritik dan Saran 

Pihak peneliti juga harus mempunyai sifat yang bersifat terbuka, di mana segala macam kritik maupun saran dan masukan mereka bisa menerima secara lapang dada karena memang sudah seharusnya. Hal ini nantinya akan memberikan umpan balik kepada pihak peneliti tersebut.

Umpan balik tersebut bisa saja dalam bentuk keberlangsungan pengembangan suatu ilmu pengetahuan. Keterbukaan seperti ini bisa Anda lakukan dengan cara melakukan forum diskusi, pertukaran informasi maupun menjalani seminar. Di mana kondisi ini bebas dar persaingan pihak.

7. Peneliti Melakukan Pengelolaan, Menjalankan, dan Melaporkan Hasil

Kemudian, pihak peneliti sudah seharusnya dan wajib untuk mencantumkan sumbangan berupa pemikiran atau gagasan yang nantinya akan memengaruhi hasil dari penelitiannya. Pada umumnya, hasil tersebut memiliki sifat kolektif dan juga komulatif.

Baca juga: Penelitian pengembangan (r&d) - pengertian, ciri, tujuan, dan kelebihan

Di mana dibangun dari beberapa sumbang asih oleh para akademisi. Tanggung jawab tersebut dipegang oleh para peneliti, dengan tujuan untuk dapat memastikan hak karangan dari akademisi lainnya mendapat keuntungan. Seperti konsep, analisis, rancangan dan juga tafsiran data.

8. Peneliti Dilarang Melakukan Plagiat

Tidak hanya itu saja, pihak peneliti juga sangat dilarang untuk melakukan plagiat ataupun duplikasi. Di mana mereka akan mencuri hasil pemikiran, data maupun penemuan baik yang telah dipublikasikan atau bahkan yang belum disebarluaskan. 

Plagiarisme ini bisa diartikan sebagai salah satu pengambilan gagasan maupun kata dari seseorang baik secara sengaja maupun tidak. Terlebih lagi jika penelitiannya tidak dikutip secara baku. Di mana-mana yang namanya plagiat adalah hal yang sangat dilarang, karena sama saja dengan mencuri.

9. Peneliti Memberikan Pengakuan Seperti Kutipan Di Dalam Penelitiannya

Pihak peneliti juga wajib dan sudah seharusnya melakukan kutipan, bila isi dari penelitiannya banyak mengandung nilai maupun gagasan dari pihak peneliti lain terdahulu. Baik itu dalam bentuk sumbang asih secara langsung atau bahkan secara tidak langsung. Hal ini termasuk kewajiban peneliti.

Nilai kode etik satu ini menyangkut dan berkaitan erat dengan moral kejujuran. Itu karena menolak untuk merekayasa maupun memanipulasikan data, karena mereka tahu bisa merusak kepercayaan seseorang di dalam ilmu pengetahuan. Nilai ini juga salah satu unsur penting dari sikap penghormatan / menghargai karya lain.

Sesuai dengan pembahasan mengenai etika dalam penelitian di atas. Kini Anda telah mengetahui betapa pentingya memerhatikan beberapa macam kode etik di dalam suatu penelitian. Gunanya, tidak lain adalah untuk menghasilkan hasil penelitian dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan.

0 Response to "Etika dalam Penelitian yang Perlu Anda Ketahui"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel